Senin, 02 Desember 2013

Atikel dan Panduan Menulisnya

Oleh : Nasikhul Amin
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi 
UNISNU Jepara


Menulis Artikel
Artikel adalah tulisan lepas yang berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual/controversial dengan tujuan untuk memberitahu/meyakinkan/menghibur pembaca. (Sumadiria, 2005:11)

Jenis-jenis artikel :
Menurut Haris Sumadiria, ia membagi jenis artikel kedalam lima jenis, yaitu :
Artikel praktis = berisi mengenai ha-hal yang bersifat praktis, misalnya tentang bagaimana hidup sehat, trik sukses tanpa bekerja, belajar efektif, dll.
1.     Artikel ringan = artikel yang memuat bahasan seputar informasi remaja, anak2, keluarga dan sekitarnya.
2.    Artikel halaman opini = artikel yang memuat topic dengan tema yang sedang hangat berkembang di masyarakat dan dikupas secara detail dan mendalam.
3.    Artikel analisis ahli = artikel yang menguak analisis/pemikiran para tokoh ahli.
4.    Artikel religi = memuat seputar agama dan ajarannya.
Ciri-ciri artikel :
Þ    Merupakan pandangan/buah pemikiran dari penulisnya.
Þ    Mengandung gagasan actual/bersifat baru.
Þ    Terdapat referensi pendukung, misal buku, media massa, hasil seminar, dll.
Þ    Orisinalitas, benar-benar hasil pemikiran sendiri.
Þ    Mengungkapkan masalah dan menyediakan solusinya.
Þ    Tulisan tidak bertele-tele dan tuntas/dibaca sekali duduk.
Þ    Bahasa komunikatif, menarik, dan segar.
Þ    Untuk kepentingan public.
Þ    Mencantumkan nama penulis.


Anatomi/kerangka penulisan artikel.
1.     JUDUL
2.    Nama Penulis
3.    Pendahuluan
4.    Isi
5.    Penutup
Teknik penulisan artikel.
·         Teknik menulis judul
Di dalam membuat judul sebuah artikel sama halnya dengan membuat judul pada berita. Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan di dalamnya, yaitu:
1.     Harus provokatif (memancing, menghasut pembaca u/ membaca), singkat, padat, relevan (terkait dg kejadian/hal yg baru), dan representative (dapat mewakili isi).
2.    Menggunakan bahasa baku.
3.    Terdiri dari 3 sampai 7 kata (artikel media massa)/1 sampai 4 kata (artikel kolom).

·         Teknik menulis intro/pendahuluan.
Jika boleh diibaratkan, maka intro itu seperti sebuah pintu gerbang atau juga seperti sebuah sampul buku. Pembaca itu adalah orang yang pada umumnya menyukai sesuatu yang indah dan menarik untuknya. Dengan intro yang menarik akan membuat pembaca juga merasa tertarik utk membaca. Oleh karena itu,  agar mendapati intro yang menarik minat pembaca, penulis bisa mengawalinya dengan bentuk kalimat yang seperti di bawah ini :
1.     Mendeskripsikan latar belakang masalah mengapa bisa terjadi.
2.    Menyatakan kutipan dari kitab suci, filsafat, puisi, syair dsb.
3.    Menceritakan pengalaman pribadi/kisah faktual yang relevan dengan isi artikel.
4.    Menyatakan teori atau prinsip yang diakui kebenarannya.
5.    Membuat anekdot atau humor.

·         Teknik menulis isi
Sebelum kita menuju kepada teknik menulis isi artikel secara lebih spesifik, di sini saya ingin berbagi sedikit pengetahuan kepada pembaca. Pada umumnya di dalam menulis artikel ialah mengungkapkan sebuah persoalan secara lebih mendalam dan komprehensif. Berbeda dari menulis berita yang hanya sekedar memuat potongan-potongan informasi yang dianggap penting.
Artikel selain mengusung pembahasan persoalan yang secara mendalam dan komprehensif, namun juga harus memperhatikan komposisi yang ada di dalamnya. Apa sajakah komposisi itu? Ada dua prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menulis isi artikel, yaitu :
1.     Coherence (pertautan) = antara kalimat per kalimat saling terkait, satu alur dan tidak keluar dari inti pesan yang ingin disampaikan.
2.    Titik berat (emphasis) = memberikan penekanan pada bagian tertentu dalam sebuah kalimat. Hal itu dimaksudkan agar pembaca bisa mendapatkan hipotesa (kesimpulan sementara) dari pembahasan artikel. Biasanya respon yang ditampilkan oleh pembaca setelah membaca kalimat tersebut ialah merasa sepaham dengan menyatakan “Ooh, begitu ya...” :-D
Nah, sekarang kita sudah mengetahui prinsip menulis isi artikel, selanjutnya kita akan mempelajari metode dalam mengungkapkan isi artikel. Metode tersebut akan membantu kita untuk lebih mudah dalam menata isi pesan. Nah, kira-kira apa saja metode itu! Secara garis besar, metode tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu :
Metode deduktif = menyatakan kalimat yang penting/kesimpulan umum pada paragraph pertama, baru kemudian disusul dengan penjelasan, latar belakang, argumentasi dan bukti-bukti. Biasanya terangkai dalam tiga paragraph pertama.
Metode induktif = kebalikan dari metode deduktif. Pada metode ini diawali dengan menguraikan latar belakang, penjelasan, alasan-alasan, contoh-contoh serta argumentasi, kemudian ditarik kepada kesimpulan. Nilai lebih dari metode ini dalam penulisan artikel ialah pembaca diajak untuk menjajaki isi artikel secara bertahap, sehingga pembaca benar-benar memahami perjalanan dari isi artikel.
Metode kronologis = jika boleh dibandingkan, maka antara metode induktif dengan kronologis hampir memiliki kemiripan, karena sama-sama menjelaskan hal-hal yang sifatnya umum diawal paragraph baru setelah itu menuju kepada inti. Namun, pada metode kronologis penulisan isinya harus benar-benar diurutkan dari awal mula kejadian yang berkaitan dengan isi artikel sampai kepada kesimpulan kejadian. Atau bisa saja seperti mengurutkan angka/huruf dari (1/A) s/d (10/Z).
Hambatan umum dalam menulis (Kehabisan kata-kata)
Inilah kendala yang sering dijumpai bagi hampir semua penulis apalagi penulis pemula. Ketika sedang asyiknya menulis tiba-tiba di tengah-tengah menulis kita menjadi blank dan tidak tahu harus menulis apalagi. Sungguh situasi yang sangat tidak bersahabat bagi penulis. Namun kita tidak perlu khawatir mengenai hal itu, karena kita akan mengatasi hal tersebut. Menurut Haris Sumadiria, paling tidak ada enam cara yang bisa kita lakukan jikalau kita mengalami keadaan tersebut (kehabisan kata-kata) yaitu :
1.     Menguraikan sebuah penjelasan dari makna kata. Hal tersebut bisa dilakukan secara etimologis, filosofis, fungsi, tujuan, dsb.
2.    Memberikan contoh yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam artikel.
3.    Melakukan perbandingan. Untuk melakukan hal ini kita harus memperhatikan apa yang kita bahas di artikel yang kita tulis. Jika memang memungkinkan untuk dilakukan perbandingan, maka carilah kata yang bisa dibandingkan dengan hal lain yang sekiranya relevan. Misal membandingkan antara system pendidikan di Indonesia – Malaysia, dll.
4.    Mencantumkan kutipan. Kutipan bisa bersumber dari kitab suci, orang, surat kabar, buku, atau referensi-referensi lain yang mendukung.
5.    Mengungkapkan data statistic, jika memang artikel yang kita buat mendukung untuk disisipkan data statistic.
6.    Membuat penegasan kalimat pada kalimat yang dianggap penting dan bisa mewakili kesimpulan, namun dengan redaksi yang berbeda.

·         Teknik menulis penutup
Penutup merupakan bagian dari artikel yang tidak kalah pentingnya dibandingkan yang lainnya sepeti judul, intro, dan isi. Pada bagian penutup inilah biasanya pembaca mendapatkan penegasan dari isi artikel, sehingga membuatnya lebih memahami makna isi dari artikel. Then, how to make a good closing? This is the manner :
Ø  Memberi penegasan kembali pada topic atau pokok bahasan dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca.
Ø  Mengakhiri dengan klimaks yaitu memberi kesimpulan yang cukup menarik dan bisa menggugah hati pembaca untuk merenunginya.
Ø  Menggunakan kalimat persuasive/ajakan kepada pembaca.
Ø  Mencantumkan kutipan.
…Good Luck…
Semoga Bermanfaat

0 komentar: